Kembali ke masa SMA. Masih lekat dalam ingatan saya saat itu di tahun 1990-an bagaimana komunikasi tidak termasuk dalam daftar penting untuk dijalankan. Pun para guru sepertinya juga tidak pernah menggaungkan pentingnya komunikasi aktif dalam menggapai mimpi dan menuju kesuksesan. Fokus kesuksesan yang diarahkan bagi anak SMA adalah bagaimana agar bisa lulus ujian nasional dan masuk perguruan tinggi negeri. Ternyata setelah 18 tahun berlalu, paradigma itu masih belum bergeser.
Apa benar demikian? Saya pun mendapat kesempatan untuk share di kelas ‘Communication & Presentation Skill’ yang diusung oleh @akademiberbagi (www.akademiberbagi.com) – suatu komunitas nirlaba bagi siapapun yang ingin belajar dan tanpa dipungut biaya. Kali ini #akademiberbagi menyasar anak-anak sekolah dengan tagline #AkberGoesToSchool. Sebagai warga BSD dan ingin menjadi bagian dari perkembangan komunitas di Tangerang, sharing kali ini berlangsung di SMAN 3 Tangerang pada Sabtu, 28 Januari 2012 (organized by @UmariniUmar, @ranume, dan @beriozka ).
Nah, apa sih arti penting komunikasi buat para generasi muda ini? Bagaimana menyelaraskan harapan orang tua, ambisi guru, dan keinginan dari murid-murid itu sendiri? Apakah siswa-siswi sudah diberi arahan dan waktu yang cukup untuk benar-benar menyelami apa yang sebenarnya mereka inginkan selepas sekolah? Disinilah arti penting komunikasi. Survei yang saya lemparkan ke mereka pun antara lain menanyakan “Seberapa OK kah komunikasi kamu dengan ortu?”
Komunikasi bukan sekedar ngobrol atau menyampaikan unek-unek, tetapi bagaimana lawan bicara bisa mengerti apa yang kita komunikasikan, untuk kemudian setuju dengan apa yang kita ungkapkan. Persetujuan menghasilkan dukungan. Dukungan itu penting untuk menambah rasa percaya diri. Percaya diri merupakan salah satu kunci kesuksesan. Banyak anak SMA yang salah jurusan karena ternyata minatnya tidak di situ. Ada anak SMA yang berhasil di jurusan tersebut tetapi ternyata itu bukan passion-nya, hanya sekedar memenuhi ambisi orang tua.
Apabila anak lebih memahami teknik komunikasi dan dapat secara komprehensif mengutarakan keinginannya, hasilnya akan lebih memuaskan bagi semua pihak. Ia dapat mengindentifikasikan minatnya, sehingga dapat memilih jurusan kuliah yang ia inginkan. Ia pun akan lebih bertanggungjawab dan bekerja keras dalam meraih sukses karena jalur yang dijalankan memang benar-benar berdasarkan keputusannya sendiri, bukan tekanan dari pihak manapun.
Inilah gap yang saya coba jembatani di kelas komunikasi dengan materi antara lain memahami kebutuhan komunikasi, 4 karakter manusia, bagaimana tips berkomunikasi dengan masing-masing karakter, serta tips singkat dalam meningkatkan kemampuan presentasi. Yang tak kalah esensial dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan presentasi adalah terbuka terhadap feedback. Artinya, kita juga sebaiknya memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik. Listen, not heard.
Hasil survei pun dijelaskan di akhir sesi. Satu hal yang membuat saya senang, ternyata hampir semua murid memberikan angka 5 (1 sangat tidak penting, 5 sangat penting) akan pertanyaan “Apakah Komunikasi itu Penting buat Kamu?” . Selamat meraih masa depan! (written by Vera Makki – www.veramakki.com )